## ‘Sentuhan Tuhan’ Masih Menyala: Messi Buktikan Magisnya Tak Lekang WaktuBeberapa hal dalam sepak bola terasa seakurat dan tak terelakkan seperti bola yang menghujam gawang saat Lionel Messi mengukur target sebelum melepaskan tendangan bebas dari jarak 20 meter.

Minggu lalu, sekali lagi, dunia menyaksikan ‘Sentuhan Tuhan’ itu beraksi.

Bukan sekadar gol, melainkan sebuah pengingat bahwa magis Messi, meski usianya terus bertambah, masih begitu mempesona.

Gol tendangan bebas yang dicetaknya seolah menantang hukum fisika.

Bola melengkung melewati pagar betis dengan presisi milimeter, kemudian menukik tajam tak terjangkau kiper.

Itu bukan keberuntungan, melainkan hasil latihan bertahun-tahun, insting yang terasah, dan dedikasi tanpa henti.

Itu adalah Messi, dalam esensinya yang paling murni.

Banyak yang berargumen bahwa Messi sudah melewati masa keemasannya.

Bahwa performanya menurun seiring bertambahnya usia.

Statistik memang menunjukkan sedikit penurunan dalam jumlah gol dan assist, tetapi angka tidak bisa menceritakan keseluruhan kisah.

Pengaruh Messi di lapangan jauh melampaui sekadar statistik.

Kehadirannya sendiri mampu mengangkat moral tim, menginspirasi rekan-rekannya, dan membuat gentar lawan.

Saya menyaksikan langsung bagaimana Messi, bahkan di usia 36 tahun, masih menjadi motor serangan timnya.

Visi bermainnya tak tertandingi, kemampuannya membaca pergerakan rekan-rekannya luar biasa, dan kontrol bolanya, well, itu adalah sesuatu yang hanya bisa dilihat dan dikagumi.

Dia bukan lagi pemain yang berlari kencang melewati semua orang, tapi dia adalah maestro yang mengatur tempo, mengendalikan permainan, dan menyajikan umpan-umpan mematikan.

Gol tendangan bebas itu bukan hanya sekadar gol.

Itu adalah sebuah pernyataan.

Sebuah pengingat bahwa Messi belum selesai.

Bahwa dia masih memiliki sesuatu untuk ditawarkan.

Bahwa dia masih memiliki magis yang bisa mengubah jalannya pertandingan.

Bagi saya, Messi bukan hanya pemain sepak bola.

Dia adalah seniman.

Setiap gerakannya di lapangan adalah sapuan kuas di atas kanvas hijau, menciptakan mahakarya yang akan terus dikenang.

Dia adalah legenda hidup yang terus menuliskan sejarahnya sendiri.

Mungkin akan tiba saatnya Messi benar-benar gantung sepatu.

Tapi sampai saat itu tiba, mari kita nikmati setiap momen, setiap sentuhan, setiap keajaiban yang dihadirkannya.

Karena ‘Sentuhan Tuhan’ itu, meski mungkin suatu saat akan meredup, akan selalu membekas dalam ingatan kita sebagai salah satu momen terindah dalam sejarah sepak bola.