Knicks tak bisa mengimbangi

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-05-30 Kategori: news

**Pacers Lumat Knicks: Ketika Gaya Bermain Menjadi Penentu**NEW YORK – Mimpi indah New York Knicks untuk melaju lebih jauh di babak *playoff* NBA 2024 harus tertunda.

Bermain di hadapan pendukung fanatik di Madison Square Garden, Knicks tak mampu mengimbangi kecepatan dan intensitas Indiana Pacers, yang akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor akhir yang cukup telak.

Lebih dari sekadar kekalahan angka, kekalahan ini menunjukkan kelemahan krusial: Knicks dipaksa bermain sesuai irama Pacers.

Pacers, dengan gaya *fast-paced* yang menjadi ciri khas mereka, sejak awal langsung menggebrak.

Tyrese Haliburton, sang *point guard* muda bertalenta, menjadi motor serangan yang sulit dihentikan.

Ia mendikte tempo permainan, memaksa Knicks untuk berlari dan beradaptasi dengan kecepatan yang bukan merupakan kekuatan mereka.

Knicks, yang biasanya mengandalkan pertahanan solid dan permainan *half-court* yang terstruktur, terlihat kebingungan.

Mereka gagal mengendalikan transisi Pacers, seringkali terlambat dalam rotasi pertahanan, dan kesulitan mengejar pemain-pemain Pacers yang berlarian di sekitar perimeter.

Statistik berbicara banyak.

Pacers mencetak lebih banyak poin di area *paint*, menunjukkan dominasi mereka dalam melakukan penetrasi.

Mereka juga unggul dalam jumlah *assist*, membuktikan bahwa mereka bermain sebagai tim yang solid dan saling terhubung.

Sebaliknya, Knicks terlihat bermain individualistis, dengan terlalu banyak pemain mencoba memaksakan tembakan yang tidak perlu.

Julius Randle, yang diharapkan menjadi motor serangan Knicks, terlihat kesulitan menghadapi pertahanan agresif Pacers.

Tembakannya kurang akurat, dan ia juga melakukan beberapa *turnover* yang merugikan tim.

Jalen Brunson, meskipun mencetak angka yang lumayan, juga tidak mampu memberikan dampak yang signifikan dalam mengubah momentum pertandingan.

Lebih dari sekadar statistik, yang paling mencolok adalah perbedaan energi dan intensitas di lapangan.

Pacers bermain dengan semangat membara, seolah-olah mereka memiliki sesuatu untuk dibuktikan.

Mereka berlari lebih cepat, melompat lebih tinggi, dan bermain dengan determinasi yang tidak dimiliki Knicks.

Sebagai seorang pengamat basket yang telah mengikuti Knicks selama bertahun-tahun, saya merasa kecewa dengan penampilan mereka.

Kekalahan ini bukan hanya tentang kekurangan skill, tetapi juga tentang kurangnya persiapan mental dan taktik yang kurang tepat.

Pelatih Tom Thibodeau, yang dikenal dengan pendekatan defensifnya yang ketat, harus bertanggung jawab atas kekalahan ini.

Knicks tak bisa mengimbangi

Ia gagal menemukan cara untuk menghentikan serangan Pacers, dan ia juga tidak mampu memotivasi para pemainnya untuk bermain dengan intensitas yang lebih tinggi.

Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga bagi Knicks.

Mereka harus belajar untuk beradaptasi dengan berbagai gaya permainan, dan mereka juga harus meningkatkan intensitas mereka di lapangan.

Jika mereka ingin menjadi tim yang benar-benar kompetitif, mereka harus mampu mengendalikan tempo permainan dan memaksa lawan untuk bermain sesuai dengan irama mereka.

Masa depan Knicks masih cerah, dengan talenta-talenta muda yang menjanjikan di dalam tim.

Namun, mereka harus belajar dari kekalahan ini dan bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan mereka.

Jika tidak, mimpi mereka untuk meraih gelar juara NBA akan tetap menjadi mimpi belaka.